Arti Kafir dan Non Muslim
Baru baru ini lagi hits kata "kafir" dilarang digunakan sebagai sebutan kepada orang selain muslim atau selain beragama Islam karena artinya sangat kasar dan dapat menyinggung bagi orang yang disebut kafir tersebut, akhirnya kata kafir diganti dengan sebutan non muslim. Dan saya pun tergelitik untuk membahas, sebenarnya bagusan mana antara sebutan Kafir dengan non muslim dari segi arti. Mari kita telaah satu persatu artinya. Disini saya coba jelaskan secara singkatnya tapi sebelum itu artikel ini dibuat hanya untuk edukasi tidak bermaksud provokasi pihak mana pun, karena kalau akal sehatnya jalan pasti bisa menerima kebenaran.Kafir, dalam bahasa inggris 'cover' berasal dari kata "kafara" artinya tertutup. Makna tertutup disini tentu memiliki arti yang sangat luas bisa tertutup hatinya, tertutup pikirannya, tertutup untuk menerima nilai-nilai kebenaran dari Allah SWT. Arti lainnya juga bisa berarti bahwa kafir itu menutup diri dari iman kepada Allah SWT dan menolak dari Nabi Muhammas SAW.
Sesuatu yang tertutup bisa dibuka. Di sinilah tugas orang-orang yang beriman untuk membuka hati dan pikiran orang-orang yang masih tertutup agar terbuka dan kembali ke jalan Allah.
Kata ini sesungguhnya merupakan teguran bagi orang yang beriman agar tidak melihat rendah mereka yang belum seiman (sebab hanya Allah yang bisa membuka dan menutup hati) dan berjuang untuk membuka mata hati mereka.
Kalau sekarang ini ada seruan untuk melarang menyebut orang-orang yang belum beriman dengan sebutan kafir dan diganti dengan sebutan non muslim, ayo jernihkan dulu pikiran kita.
Lalu kita bahas arti non muslim. Muslim sendiri berasal dari kata "islam" dan juga berasal dari kata "salam". Salam bisa diartikan "damai" atau "selamat". Jadi Non Muslim berarti "Orang yang tidak damai" atau "tidak selamat"
Dengan penggunaan kata Kafir merujuk arti diatas tentunya lebih baik artinya dari pada arti non muslim dari tertutup ke orang yang tidak damai atau tidak selamat. Dan jelas kata kafir jauh lebih santun dari pada kata non muslim.
Karena itu sebelum kita mengutak-atik bahasa yang sudah Allah pilihkan untuk kita, lebih baik kita sami'na waatho'na. Allah maha sempurna, tidak mungkin ada yang Allah ciptakan dan belum sempurna dan harus direvisi oleh makhluknya.
Kebenaran hanya milil Allah SWT.